Fakta ini Sudah Jelas
Sebuah
tempat yang berbatu batu akan menjadi indah dan luas itu tidak terlepas dari
proses yang tak mudah. Maka Tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati dan
pandai mengucap syukur ,Karena segala kekuatan dan inovasi adalah berasal dari Tuhan untuk kita. Karena itu
memperbaiki diri kita jauh lebih baik dan sangat berharga dari pada mengurusi
hidup orang lain.
Hal
di atas mengambarkan tak rasionalnya watak dan pola pikir seorang pelakor yang
tak ada hujan dan tak ada angin tiba tiba badai datang. Bagaimana tidak sudah empat tahun saya tidak
punya hubungan apapun dengan seorang pelakor sejati ini.
Tapi
entah mengapa di tanggal 24 september 2019 , saya di laporkan oleh sang pelakor sejati dengan tuduhan
PENCURIAN TEHEL ( Kramit ) di Polres Sorong Selatan tanggal 21 september 2019. Saya bersama dengan beberapa teman hadir
dalam urusan yang di laksanakan jam 10.00 pagi di Polres Sorong Selatan.
Mengawali
pembicaraan pelakor ini mengatakan Tehelnya hilang di rumah yang pernah ia
tepati. Polisi yang mengenangani laporan ini ia bertanya kepada saya apa betul
tehelnya hilang. Saya hanya menjawabnya, Tehel yang di persoalakan itu ada.
Di
tenggah tenggah urusan di Polres Sorong Selatan, saya terus mendapatkan
hujatang dari beberapa keluarga sang pelakor sejati ini. Ketika Polisi yang
mengenangani pelaporan sang pelakor sejati berkata ibu tehelmu ada. Tidak
begitu lama sang pelakor sejati kemudian membuka sebuah surat pernyataan yang
sudah terlihat kusam, memang di dalam surat pernyataan itu ada beberapa poin
yang menjadi dasar penghibur bagi sang pelakor sejati ini.
Hujatang
demi hujatang terus di lontarkan dari pihak sang pelakor sejati ini. Kamu itu
harus angkat kaki dari rumah, kamu itu mau di kasih 10.000.000 kenapa tidak mau
ambil, kamu itu jahat, kamu itu harus pergi dan harus tinggalkan sorong
selatan. Saya hanya diam mendengarkan semua hujang mereka dan sesekali menjawab
perkataan mereka. Saya diam bukan karna kalah berdebat tapi karna tempat yang
tidak pas untuk menjelaskan semuanya.
Buta
nurani, buta mata dan telinganya sehingga mereka tak melihat dasar persoalan
yang sebenarnya’ . mungkin sang pelakor ini harus berkata jujur akan keberadaan
hidupnya sebelum mengenal diriku, sesudah hidup bersamaku dan setelah ia pergi.
Kehadiranku
di kota 1001 sunggai ini juga berawal dari pertemuan saya dengan seorang wanita
yang berlagak anak pendeta di awal pertemuan padalahal ia adalah seorang
pelakor sejati yang kini merasa Lugu dan dilema setelah di tinggalkan juga oleh
OPB ( Orang Punya Bapa ) dengan seorang anak tak berdosa.
Terima
kasih masalah; karenamu aku menjadi pribadi yang lebih kuat dalam kerasnya
kehidupan .Semoga Tuhan akan memberikan orang yang ‘tepat’ untuk hati yang
hebat. SebabTuhan maha tau melebihi mereka yang sok tau. Pada suatu hari pasti
kita akan membutuhkan bantuan orang lain, oleh sebab itu berbuat baiklah kepada
sesama selama kita mampu, dan jangan menhakimi jika kamu tak ingin di hakimi
pula. Dan jangan bermain apa jika kamu tak ingin terbakar. CS
0 Comments
silahkan memberikan komentarnya