Lokasi
rumah Kampung Skendi Kabupaten Sorong yang berbatu batu sudah menjadi luas dan indahitu
, tidak terlepas dari proses yang tak mudah. Menjadi pribadi yang rendah hati
dan pandai mengucap syukur ,Karena segala kekuatan dan inovasi adalah berasal dari Tuhan untuk kita. Oleh
sebab itu memperbaiki diri kita jauh lebih baik dan sangat berharga dari pada
mengurusi hidup orang lain .
Hal
di atas mengambarkan tak rasionalnya watak dan pola pikir seorang wanita yang
tak ada hujan dan tak ada angin tiba tiba badai datang. Bagaimana tidak sudah lima tahun saya tidak
punya hubungan apapun dengan seorang wanita ini.
Tapi
entah mengapa di tanggal 16 November 2019 , wanita ini dengan beberapa saudaranya
datang dan melakukan pembokaran rumah papan yang di buat oleh saya di tahun
2012 silam. Saya lebih dulu ada di rumah Skendi ini hanya diam dan menyaksikan
aksi yang di lakukan oleh mereka .
Saya
diam bukan tidak bisa berdebat dengan mereka , Tapi terlihat jelas kebodohan
mereka. Bagaimana tidak wanita itu sudah berhasil memprofogandakan bahasa untuk
beberapa keluarganya agar membenci dan selalu marah terhadap diriku. Padahal
keluarganya tidak melihat latar atau kepribadian wanita ini yang sesungguhnya.
Ada
bebera poin yang wanita ini selalu memprofokasi bahasa untuk keluarganya. Dari
beberapa poin yang sering saya dengar , ini tidak mempunyai dasar yang kuat. Bagaimana
tidak dasar persoalan yang sesungguhnya tidak berani diungkap oleh wanita yang terlihat sudah menjadi orang asing di negerinya
sendiri.
Di
tahun 2011 awal saya hadir di kota teminabuan dengan hanya sepasang pakian.
Kisah mulanya saya dari kota Jogjakarta tiba di fakfak di tahun 2011. wanita
ini mengetahui bahwa saya telah ada di kota fakfak, maka iapun mengikuti kapal
laut ngapulu tujuan kota fakfak. Hanya 4
hari wanita ini pulang kembali ke sorong dengan mengunakan kapal laut
tatamalau.
Saya
yang bertujuan untuk mengantarnya sebatas pelabuhan fakfak. Saat KM tatamalau mau
bertolak menuju kota sorong . Wanita ini
terlihat tak berdaya di atas KM tatamalau dengan berbagai trik dan gayanya. Sehingga
sayapun berangkat dengan selembar pakian tujuan sorong bersamanya.
KM
tatamalau sandar di pelabuhan sorong jam
3 subuh 2011, wanita ini langsung ke
mama adenya yang tinggal di Maladu pasir sementara saya hanya berkeliaran di
pelabuhan sorong sampai pagi hari.
Di jam 8.00 pagi 2011 wanita ini menelponku dan berkata bertemu di pasar remu kota sorong. Setibanya saya di pasar remu wanita ini membeli dua buah celana dan selembar pakian dan berkata kamu ikut saya ke sorong selatan. Jam 4 .00 sore 2011, awal saya sampai di kota teminabuan. Keesokan harinya jam 10.00 pagi keluarga dari wanita ini datang dan berkata kepada saya dalam forum yang di buat terstruktur di pagi itu, bahasanya karna kamu sudah datang masuk di rumah, maka harus membayar uang minang ( uang pintu ).
Seminggu
berselam saya kembali ke fakfak dan malakukan berbagai cara untuk memdapatkan
uang minang ( uang pintu ) yang di bilang itu. Upaya saya di fakfak berhasil
akhirnya , Saya bersama ibu saya , kita
kembali ke sorong selatan dengan membawah uang minang 10.juta dan kain 20 timur
dan 5 piring gantung.
Setelah
menyerahkan uang minang itu, ibu saya hanya dindon di belakang mobil tujuan
kota sorong dan langsung ke kota fakfak. Saya yang mengantar ibu saya sampai di
pelabuhan sorong dan wanita ini menelpon saya dan berkata kamu harus kembali ke
sorong selatan.
Seminggu,sebulan
setelah proses peminangan, baru saya berlahan tau latar dan kepribadian wanita
yang di kenal pelakor sejati ini. Ternyata di tahun 2011 itu dia telah pergi
rebut dengan suaminya orang lataran cintanya yang di gantung begitu.
Saya
yang sudah mengetahuinya ini hanya bisa diam dan bingung mau lakukan apa sering
marah dan bertanya orang sebaik saya harus terjebak oleh sandiwara sang pelakor
sejati ini. Berbagai cara saya ingin pergi tapi entah ke kota mana, binggun
jadinya. Di tahun 2012 saya kembali rebut dengan mamanya lantaran wanita
pelakor ini yang awalnya ke sorong tapi setelah di sorong, dia menelpon saya
dan berkata dia mau ke Jakarta jadi kirim beberapa pakiannya di mobil.
Ketika
saya ke terminal kajase untuk menitip tas
pakian tapi karna penumpang belum ada dan sopir dari mobil yang saya mau titip
tas pakian , berkata kamu pulang saja nanti di telpon. Ketika saya ke rumah sang
pelakor ini, saya di rebut oleh
mamanya.’ Sehingga keributanpun pecah dan saya langsung berangkat juga ke
sorong. Di sorong saya tinggal dengan keluarga saya. Sebulan lebih saya di
sorong.
Wanita
pelakor ini yang sudah kembali dari Jakarta kembali menelpon saya dan berkata
bahwa mereka lagi rebut dengan keluarganya hingga saling usir dari kampung yang
mereka tinggal ini, Diapun menharapkan saya harus kembali ke sorong selatan.
Saya kembali ke teminabuan tapi bukan lagi tinggal di rumahnya tapi saya
tinggal di kampung sungguer. Dari kampung sungguer saya langsung ke kampung
skendi tempat lokasi baru yang akan kita buat rumah ini.
Lokasi
rumah di kampung skendi yang berbatu batu dan , berlahan saya toki batu dan
bermodal tinggal di klawata ( goa batu ) maka rumah di kampung skendipun
jadi. Selama saya tinngal di kampung
skendi 2012 wanita ini masih berselingkuh dengan suami orang. Kemanisan
selingkuh berbuah hasil. Wanita pelakor ini mendapatkan anak dari hasil
selingkuhnya ( OPB )
Sudah
dua kali di tahun 2019 saya harus kembali berurusan dengan sang pelakor sejati
ini. Anehnya kenapa keluarga bahkan pelakor ini tidak pergi rebut dengan laki
laki yang memberinya anak .
Buta
nurani, buta mata dan telinganya sehingga mereka tak melihat dasar persoalan
yang sebenarnya’ . mungkin sang pelakor ini harus berkata jujur akan keberadaan
hidupnya sebelum mengenal diriku, sesudah hidup bersamaku dan setelah ia pergi.
Kehadiranku
di kota 1001 sunggai ini juga berawal dari pertemuan saya dengan seorang wanita
yang berlagak anak pendeta di awal pertemuan padalahal ia adalah seorang
pelakor sejati yang kini merasa Lugu dan dilema setelah di tinggalkan juga oleh
OPB ( Orang Punya Bapa ) dengan seorang anak tak berdosa.
Terima kasih masalah;
karenamu aku menjadi pribadi yang lebih kuat dalam kerasnya kehidupan .Semoga Tuhan
akan memberikan orang yang ‘tepat’ untuk hati yang hebat. SebabTuhan maha tau
melebihi mereka yang sok tau. Pada suatu hari pasti kita akan membutuhkan
bantuan orang lain, maka berbuat baiklah kepada sesama selama kita
mampu, dan jangan menhakimi jika kamu tak ingin di hakimi. Dan jangan
bermain apa jika kamu tak ingin terbakar. CS
0 Comments
silahkan memberikan komentarnya